Pangkalan Udara Anti Nuklir, Tempat Petualangan Baru Turis Pemberani

Estimated read time 3 min read

Pangkalan udara raksasa Zeljava rahasia yang mana terlihat mirip dalam film James Bond akan datang dibuka untuk umum juga jadi tempat  bagi pemberani pada tempat seluruh dunia.

Pangkalan ini dibangun di dalam dalam sebuah gunung antara Bosnia kemudian Kroasia lalu juga dirancang untuk tahan terhadap serangan nuklir.

Namun selama berpuluh-puluh tahun, tempat ini tak ada aktivitasnya, serta cuma ada turis pemberani yang digunakan berani menjelajahi inti gua yang digunakan mana sudah runtuh.

Dibangun secara rahasia pada tahun 1960-an untuk menyembunyikan armada jet tempur Soviet pada wilayah yang mana saat itu bernama Yugoslavia – sebuah federasi sosialis yang mana dimaksud mencari jalan tengah antara Moskow serta Washington selama Perang Dingin – negara ini mempunyai kekuatan, pemurnian air, dan juga juga sistem ventilasi sendiri. kemudian dapat beroperasi secara mandiri.

Pada masa kejayaannya, pangkalan bawah tanah ini dapat menampung hampir 60 pesawat MiG-21, dengan terowongan sepanjang 3,5 kilometer (2,2 mil) atau tambahan yang dimaksud digunakan juga merupakan rumah bagi pusat komando, kantor, lalu asrama.

Sisa-sisa pintu beton besar seberat 100 ton yang mana dapat dibuka di tempat tempat empat pintu masuknya masih terlihat dengan tulangan logam yang digunakan menonjol dari strukturnya.

Di luar interiornya yang mana itu luas, pangkalan itu miliki lima jalur pelarian yang digunakan melintasi perbatasan antara Kroasia juga Bosnia.

“Semua sistemnya canggih pada saat itu,” kata Mirsad Fazlic, mantan pilot yang dimaksud hal itu bekerja dalam tempat pangkalan yang tersebut selama hampir satu dekade pada tahun 1980an, dikutip dari AFP.

“Itu adalah teknologi militer serta sipil terbaik saat itu.”

Habis Terbakar

Selama perang setelah pecahnya Yugoslavia pada tahun 1990-an, infrastruktur itu dihancurkan oleh sisa-sisa tentara Yugoslavia dengan menggunakan material peledak yang mana kuat.

“Semua yang dimaksud dimaksud ada dalam tempat dalam, semua peralatan itu, semuanya terbakar,” kata Fazlic.

“Hanya terowongan lalu temboknya yang mana tersisa.”

Setelah kehancurannya, pangkalan hal hal tersebut sebagian besar kosong serta rusak, menarik wisatawan petualang yang ingin menjelajahi peninggalan kuno dari era komunis.

Semuanya berubah pada tahun 2016 dengan dirilisnya mockumentary (film dokumenter namun tokoh juga kejadian fiktif) Slovenia berjudul “Houston, We Have a Problem!” menampilkan pangkalan.

Sejak itu, penduduk setempat memperkirakan bahwa kompleks milik negara yang disebut sudah pernah terjadi menarik lebih banyak besar dari 150 ribu orang setiap tahunnya.

Pihak berwenang di area tempat wilayah yang digunakan disebut miliki harapan besar bahwa dengan pemasaran yang digunakan tepat, pangkalan hal itu dapat menarik tambahan banyak wisatawan, terutama sekitar 1,7 jt wisatawan yang tersebut digunakan mengunjungi taman nasional Danau Plitvice setiap tahunnya.

“Dengan merevitalisasi Zeljava, kami akan menciptakan konten tambahan untuk taman nasional yang yang memungkinkan wisatawan untuk tinggal lebih tinggi banyak lama,” kata Ante Kovac, walikota wilayah tersebut.

Balapan mobil sudah dikerjakan diadakan di dalam dalam pangkalan tersebut, lalu para pejabat percaya bahwa ukurannya yang mana luar biasa berarti pangkalan hal itu dapat menampung pusat data, atau menjadi tuan rumah pesta atau museum Perang Dingin.

‘Dibekukan’ waktu

Saat ini, wisatawan harus berjalan dengan senter melalui terowongan yang dimaksud lembab kemudian gelap gulita, dengan hati-hati menghindari lubang dalam tanah, sementara beberapa pengunjung melewati bagian dasar.

“Sungguh gila bahwa hal itu tertahan dalam waktu,” kata Angelo Virag, pribadi fotografer yang digunakan hal tersebut berkunjung dari ibu kota Kroasia, Zagreb.

Namun tak semua orang setuju area ini diubah menjadi area wisata serta berharap situs itu akan tetap seperti sekarang.

“Anda tidaklah ada miliki tanda ke mana Anda harus pergi serta apa yang dimaksud dimaksud harus dilihat, ini lebih lanjut besar seperti tempat penemuan,” kata Maria Moreno, desainer interior berusia 33 tahun dari Spanyol, kepada AFP. “Itulah sebabnya aku menyukainya.

“Mengubahnya menjadi objek wisata akan kehilangan daya tariknya.”

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours