Pecinta Game Berencana Buat Museum Video Game Terbesar di area Dunia

Para pecinta game pada Perancis berencana membuka museum video game terbesar dalam dunia dalam tempat dekat Paris.
Museum tersebut, yang dimaksud hal itu disebut “Projet Odyssee” dalam bahasa Prancis, direncanakan berada pada lokasi lahan hijau yang mana luas pada tempat pinggiran timur Paris, Bussy-Saint-Georges, tidaklah sangat dari Disneyland Paris.
Proyek Odyssey dinamai seperti konsol pertama yang dimaksud dirancang oleh Magnavox pada tahun 1972 akan menampung salah satu koleksi game terbesar yang mana pernah dirakit.
Kompleks tersebut, yang dimaksud juga akan mencakup “desa Jepang” yang dimaksud didedikasikan untuk budaya serta juga masakan populer negara tersebut, merupakan gagasan kolektor Ludovic Charles, serta YouTuber Benoit Theveny, yang dimaksud mana tambahan besar dikenal oleh jutaan pengikutnya sebagai Tev.
Charles, sudah pernah lama mengumpulkan 2.200 konsol selama dua dekade terakhir, dengan setiap versi Nintendo, Sega, Sony, Microsoft, juga sistem permainan lainnya.
“Saya tiada ingin barang-barang yang mana cuma terpakai sia-sia dalam rak-rak,” katanya kepada AFP.
“Saya suka mengumpulkan semuanya,” tambahnya,
“Tetapi tujuannya selalu untuk memproduksi sebuah museum dengan gambaran menyeluruh tentang evolusi video game.”
Pasangan ini sudah mengeluarkan uang lebih besar besar dari satu jt euro untuk memulai proyek tersebut.
Mereka bertemu tahun lalu ketika Charles mengirimkan koleksinya secara online dengan tarif jual sekitar 1 jt euro.
Theveny, yang dimaksud hal tersebut tinggal pada Tokyo kemudian telah terjadi terjadi memproduksi video populer tentang Jepang kemudian juga budaya geek dalam sana, mengatakan idenya adalah untuk memproduksi survei menyeluruh tentang sejarah lalu evolusi video game.
“Filosofinya adalah tiada mengabaikan siapa pun… dari anak-anak berusia tiga tahun yang tersebut digunakan bermain Minecraft hingga orang tua berusia 50 atau 60 tahun yang tersebut itu berada dalam tempat sana pada awalnya serta mulai bermain Pong pertama,” permainan komputer awal yang digunakan mana mirip tenis.
“Video game pantas untuk “memiliki museumnya sendiri serta diakui sebagai bagian dari budaya kita, serta saya pikir semakin banyak orang akan setuju dengan saya mengenai hal itu,” kata dia.
Upaya sebelumnya untuk memanfaatkan budaya video game mempunyai sejarah yang digunakan hal itu buruk di tempat dalam Prancis. Museum Pixel di area dalam pinggiran Strasbourg dekat perbatasan Jerman ditutup pada tahun 2020 setelah tiga tahun juga museum video game di dalam dalam La Defense, distrik keuangan Paris, semata-mata bertahan 10 hari.
“Kami sudah belajar dari upaya ini,” tegas Theveny seraya mengatakan bahwa dia mendapat dukungan penuh dari walikota setempat yang tersebut mana sudah mengerjakan proyek e-sports yang mana digunakan juga akan diakomodasi pada kompleks tersebut.
Mereka berharap pembangunannya akan dimulai pada tahun 2025 kemudian pembukaan museum serta desa hiburan pada tahun berikutnya.
+ There are no comments
Add yours